Jangan gara-gara begitu semangatnya berinvestasi, seluruh dana yang dipunya dialokasikan secara membabi buta.
Jangan gara-gara kena “gold fever” (demas emas), lalu seluruh dana hijrah kesana.
Kesalahan umum yang dilakukan ketika seseorang mendapatkan pesangon dalam jumlah besar (dana pensiun normal, pensiun dipercepat, atau klaim asuransi) adalah mengalokasikannya ke dalam investasi pasif seperti Deposito, Reksadana, Obligasi / Sukuk, Property atau Emas. Atau yang semi-aktif seperti Saham. Padahal kita perlu biaya untuk menutup kebutuhan sehari-hari yang biasanya dicover gaji.
Meski itu wajar,karena rata-rata kita ingin shortcut mendapatkan hasil besar dari investasi, tak mau repot.
Hati-hati, jika salah, dana pesangon bisa habis dalam waktu cepat karena di-consume serampangan. Kenali tujuan dan orientasi waktunya dulu.
Berikut ini kadiah sederhana.
Anda yg berada di kategori (1) harus lebih hati-hati. Kategori (2) bersyukurlah karena lebih fleksibel.
1. Yang mendapatkan dana/pesangon adalah yg selama ini jadi tulang punggung penghasilan keluarga (main income, biasanya suami)
a. Bagi yang telah punya sumber penghasilan lain (misal telah punya penghasilan dari bisnis sampingan)
>> Alokasikan dana untuk menambah modal sebesar 40% (mungkin buka cabang, tambah pegawai, tambah kamar kontrakan). Ini sdh jadi active income.
>> Alokasikan dana di investasi pasif (reksadana, atau surat berharga lainnya) sebesar 60% untuk mendapatkan pemasukan tambahan 3 bulanan, atau 6 bulanan atau 1 tahunan (berupa bagi hasil / deviden, margin, dll) plus dana cadangan (seperti emas / logam mulia / dinar)
b. Bagi yang belum punya sumber penghasilan lain
>> Alokasikan dana cash sebesar 3 – 12 bulan tunai utk biaya hidup, tanpa merubah pola konsumsi (sama dg yg selama ini dijalani). Waktu 3 – 12 bulan ini utk memberi waktu Anda membuka usaha atau melamar kerja di tempat lain.
>>Sisanya, alokasikan :
• 40% untuk merintis usaha (jika akan membuka usaha)
• 60% untuk investasi pasif utk mendapatkan pemasukan tambahan
2. Yang mendapatkan dana/pesangon adalah yg selama ini sifatnya side income
o Asumsinya, dana dari pasangan Anda telah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga bulanan
o Jika pola konsumsi tak berubah (kebutuhan dana telah tercukupi), alokasikan secara fleksibel :
>> 50% utk investasi aktif (buka toko, konveksi, toko online, dll)
>> 25% utk investasi semi-aktif (saham misalnya)
>> 25% untuk investasi pasif / dana cadangan (reksadana, emas, dll)
o Jika pola konsumsi berubah meningkat, Anda bisa gaji diri sendiri dg mengambil dana tunai yg diletakkan di akun terpisah. Selebihnya baru diinvestasikan.
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar